Kamis, 24 Juli 2014
Selasa, 17 Juni 2014
Andi Sukmanurmandi
Nama
: Yuli Nurhayati Putri
NIM
: 12.01.1.001Mata Kuliah : Kewirausahaan
Dosen : Ir. Andi Sukamanurandi,MM
Delicious Cupcake
Assalamu’laikum…
Hello cupcakenisme...
Selamat datang di Delicious Cupcake,
toko kue online yang menyediakan cakes khususnya cupcake. Well, kita update
lagi nih foto-foto cupcakes kita yang cute-cute abis. Kali ini kita akan post cupcakes untuk menyambut kedatangan Bulan
Suci Ramadhan dan Piala Dunia 2014 .Penasaran kayak apa? Langsung deh yuk
dilihat!
Cupcake Ramadhan
Cupcake Piala Dunia
How's that? Looks so cute kan?
Cupcake produsi kami baik untuk kalian yang mempunyai diabetes karena menggunakan gula yang rendah kalori.. kalian bisa langsung datang ke cafe kami yang bertempat di:
Cupcake produsi kami baik untuk kalian yang mempunyai diabetes karena menggunakan gula yang rendah kalori.. kalian bisa langsung datang ke cafe kami yang bertempat di:
jln. pemuda no.97
no tlpon. (0231) 097097
Conceptnya yang fresh dan cheerful membuat moment menyambut kedatangannya semakin menyenangkan! Apalagi kalau sudah mulai menggigit cupcakenya. Harga setiap cupcake yang kami jual relatif murah dan sesuai kantong anak sekolahan lho hanya berkisar antara Rp.4.500-Rp15.000..
#oops awas ketagihan..
Jazakumullah wassalamu'alaikum wr.wb
Senin, 16 Juni 2014
Pengalaman Berdagang
PENGALAMAN BERDAGANG DI BIMA
Pagi
yang sangat cerah, saya harus bersiap-siap untuk melakukan aktivitas di Bima, waktu sudah
menunjukkan pukul 06.00 WIB. Tepat pukul 06.05 WIB firman sudah menjemputku
dirumah, sebelum pergi saya terlebih dahulu perpamitan kepada ibu dan nenek,
“Firman, titip Yuli ya.” Teriak ibuku lalu Firman berkata “Iya Ibu”. Saya
sangat kaget ketika mendengar ibu berkata seperti itu pada Firman, lalu saya
berkata “Mih mah mani nyarios kitu jiga Neng na bade kamana wae iiiehhh”. “Nya
teu nanaon atuh bising aya nanaon Neng na” saut ibuku.
“Yul,
kita langsung ke Bima aja yuks takut diabsen. Pak Andi sukmanurmandi kan kalo telat datang
suka dicatet, Saya sudah sering terlambat jadi kita langsung ke Bima aja ya”
saut Firman. “Ya hayu aja, mungkin golongan Erni sama Umni udah berangkat
duluan soalnya Teh Aan aja datang ke warung Zezen dari jam 06.30 WIB tau”
jawabku. Entah berapa kecepatan motor Firman saya merasa dia menggas motornya
dengan kecepatan yang tinggi.
Pukul
06.50 WIB saya dan Firman sudah sampai di Bima, kami kebingungan harus mencari
Pak Andi dimana sedangkan Bima sangat luas. Akhirnya saya berinisiatif untuk
mengirim pesan WhatsApp ke Ayu, lalu dia memberitahu bahwa Pak Andi sudah
menunggu disamping lapangan senam menggunakan baju merah, topi merah dan celana
hitam. Karena kebingungan maka saya terlebih dahulu mencari Ayu dan Intan. Setelah
kami bertemu, kami langsung mencari Pak Andi. Kami bertemu Pak Andi disamping
lapangan senam, lalu Pak Andi berkata “Yang lain udah sampai belum? Kalo belum
kita tunggu yang lain dulu ya. Bapak juga lagi nungguin mahasiswa STIKes sama
anak STEI semester 4 Karyawan”.
Sambil
nunggu teman-teman yang lain maka kami jalan-jalan terlebih dahulu mencari
sepatu yang murah dan bagus. Dalam perjalanan mencari sepatu. Saya berkata “Padahal
ini tempat olahraga ko mereka pada gaya banget si aku aja pake celana olahraga
tapi mereka? Widihhh kaya orang yang mau mejeng cuy hahaaa”. “Disini si bukan
cuma tempat olahraga Yul, tapi tempat mejeng juga. Saya aja dulu sering banget
ke sini.” Jawab Firman. “Widihhh gaya banget kamu, mau mejeng aja sampe sejauh
ini hahaaa” ledekku. Praktek lapangan ke Bima adalah pertama kalinya saya pergi
pagi-pagi ke Bima jadi wajar sedikit tidak mengikut perkembangan zaman hahaaa.
Akhirnya
teman-teman satu perjuangan denganku telah datang, tepat setelah selesai senam
Pak Andi memberikan perintah untuk berkumpul. Lalu Pak Andi berkata “Sekarang
kita bakalan praktek lapangan, kalian harus belajar mendagangkan dagangan orang
lain. Sok kalian mau dagang apa saja yang penting kalian harus mendapatkan
keuntungan Rp.10.000 selama 1 jam. Sekarang pukul 07.30 WIB, kalian harus sudah
kumpul kembali disni pukul 08.30 WIB paham? Bapak bakalan tunggu diwarung itu”
sambil menunjuk pada warung yang ditugu.
“Paham” saut kami semua.
Saya
satu tim dengan sahabatku yang paling kurus yaitu Ernika. Awalnya kami kami
berfikir akan menjual minuman seperti Es Tong Ji, tapi sayangnya pemilik dagangan
yang kami kunjungi tidak menyediakan nampan. Penjual es Tong Ji adalah pedagang
pertama yang menolak niat baik kami. Tapi kami tidak berkecil hati dengan
serentak kaami berkata “semangat kawan Cuma baru 1 orang yang menolak kita”
sambil memberikan senyuman yang penuh keyakinan bahwa pedagang kedua akan
menerima niat baik kami. Jadi kami berusaha keras lagi mencari dagangan apa
yang pas dan dapat menghasilkan keuntungan juga bagi kami heheee.
Setelah
berkeliling Bima, tatapan saya tertuju pada seorang anak kecil yang
diperkirakan masih duduk di Sekolah Dasar. Tiba-tiba saja sebuah Ilahm datang
heheee, lalu saya berkata pada Ernika “Er, gimana kalau kita dagang
balon-balonan aja pasti deh banyak anak kecil yang bakalan beli”. “Kasian juga
coba, masih kecil tapi udah dagang baalon-balonan” tambahku. “Ya udah hayu Yul,
kamu dagang balon aku dagang alat tulis buat anak-anak gimana?” jawab Ernika.
Aku setuju akhirnya kami menghampiri anak itu lalu meminta izin kepada dia.
Alhamdulillah
pedagang kedua yang kita kunjungi akhirnya memberikan izin untuk membantu
mendagangkan dagangan mereka, ternyata keyakinan kami yang meyakini bahwa
pedagang kedua tidak akan menolak niat baik kami membuahkan hasil. Saya membawa
5 buah botol yang berisi air sabun yang dimasukkan diplastik hitam untuk
membuat balon-balonan dan Ernika membawa beberapa poster macam-macam huruf dan
angka yang akan ditawarkan pada orang tua yang membawa anak-anak.
Kami
berkeliling bima sambil menawarkan dagangan yang kami bawa, dengan sedikit rasa
malu akan mencoba menawarkan pada ibu-ibu yang membawa anaknya “Ibu,
balon-balonan Bu buat anaknya” tawarku pada ibu yang saya jumpai tapi ibu itu
tidak merespon tawaran saya. “Enggak apa-apa Er, Cuma baru 1 orang yang nolak.
Masa dari sekian banyak pengunjung yang datang ke Bima enggak ada satu orang
pun yang mau beli balon-balonan, SEMANGAT KAWAN.!!!!” Kataku penuh dengan
semangat J.
“Ia Yul, SEMANGAT ayo kita tawarin lagi” jawab Ernika sambil tersenyum J.
Beberapa
menit sudah berlalu kami masih saja menawari dagangan yang belum laku satu pun,
tak terhitung sudah berapa ibu-ibu dan anak-anak yang kamu tawari tapi belum
juga ada yang tertarik. Dalam pertualangan kami mencari pembeli, saya dan
Ernika bertemu dengan Fahrul dan Umni yang sedang duduk disamping pedangan susu
murni lalu kami mencoba menawari balon-balonan siapa tahu mereka akan membeli
tetapi rayuan kami tidak berbuahkan hasil, lebih tepatnya belum karena baru
beberapa orang yang kami tawari.
Akhirnya
saya langkahkan kaki saya untuk mengelilingi Bima, ditengah keramaian kami
bertemu dengan Rahmat dan Abenk, “Kaka balon-balonannya? Ayo dong Ka beli ayo
dong Ka ayo” godaku pada mereka. “Bukunya juga Ka ayo beli ayo” kata Ernika.
Mereka hanya tertawa saat kami menawari balon-balonan dan buku anak-anak sambil
berkata “Buat apa saya beli itu, udah kamu aja cepetan beli empek-empek ni enak
lho” promosi Abenk. Karena tidak ingin memuang-buang waktu kami pergi lagi
berkeliling Bima.
Entah
sudah berapa kali saya mengelilingi Bima, setiap kali mengelilingi Bima pasti
bertemu lagi dengan Abenk dan Rahmat. Hal yang paling membuat saya iri adalah
ketika mereka bisa menjual dagangan mereka, bukan hanya Sbrnk dan Rahmat saya
juga berpapasan dengan Teh Aan dan Alfi yang sedang menjual minuman dingin
mereka juga sudah berhasil menjual. Makin panas hati saya, “Sabar-sabar” L
J
saya mencoba menenagkan diri saya sendiri.
Waktu
sudah menunjukkan pukul 08.10 WIB dan kami masih belum goal satu pun, akhirnya
kami beristirahat didekat penjual roti yang menggunakan cadar. Ernika mencoba
mendiskusikan apa yang harus kita lakukan sekarang dengan sisa waktu yang hanya
tinggal tersisa beberapa menit, Ernika mencoba meminta izin pada Ibu penjual
roti untuk mendagangkan rotinya tapi saya merasa tidak setuju dengan hal itu
saya berfikir bahwa “Saya pasti bisa menjual beberapa botol balon, pasti akan
ada yang membelinya, selalu ada keajaiban, saya yakin. Cara saya mendagangkan
balon salah, harusnya saya mencari tempat atau berdiam diri ditempat anak kecil
itu biar saya yang mendagangkannya dengan cara memainkan air sabun itu” .
Karena
Ernika bersikukuh akan mencoba menjual roti maka kami kembali ke tempat
pedagang balon dan buku anak-anak. Dengan sopan ibu itu berkata “Susah ya Neng
dagangnya, wajar Neng disinikan banyak yang dagang sama précis dengan yang ibu
jual jadi wajar susah, sok istirahat saja dulu pasti cape J”.
“Iya Bu susah L”
jawab kami dengan raut wajah yang sedih. Kami beristirahat sejenak lalu saya
mencoba memainkan air sabun itu dan mencoba menarik peminat dengan memainkannya
dan menjadikannya blon-balonan. Tidak lama kemudian Isti dan Firman menghampiri
kami dan menawari kue yang mereka jual dan menanyakan apakah kami sudah menjual
dagangan kami, dengan sedih kami menjawab “Belum satu pun yang kami jual, ini
bentuk ikhtiar kami ni dengan sisa waktu yang sedikit”.
Akhirnya
kami membuahkan hasil, datanglah ibu-ibu dengan mengendarai motor dan membeli
dagangan kami. Betapa senangnya hati kami ketika mendapatkan satu pelanggan
yang langsung membeli dua buah botol air sabun ukuran besar. Waktu sudah
menunjukkan pukul 08.30 WIB tapi kami
masih mencoba mendagangkan air sabun itu sambil berharap keajaiban kedua akan
segera datang. Wooowww akhirnya datang lagi satu pembeli yang langsung membeli
2 buah botol air sabun. Betapa gembiranya kami ketika keajaiban itu datang pada
saat terakhir, dari penjualan itu kami berhasil mendapat untung sebasar
Rp.4.000.
·
Air sabun dengan botol kecil @Rp.3.000 kami
jual Rp.4.000
·
Air sabun dengan botol besar @Rp5.000
kami jual Rp.6.000
Saya
yakin nama lain dari keajaiban adalah kerja keras, itulah yang saya rasakan
saat mencoba menjual balon-balon, pengalaman ini tidak akan saya lupakan.
Sebuah pengalaman yang membuat saya sadar hanya untuk mencari uang Rp.4.000
saya harus bekerja keras selama 1 jam lebih.
Langganan:
Postingan (Atom)